Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan, modivikasi dan pemutakhiran dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini merupakan bagian dari intervensi peningkatan mutu pendidikan dan merupakan salah satu yang menjamin agar Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tercapai, baik sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam panduan sosialisasi kurikulum 2013 terdapat landasan filosofis kurikulum 2013 yaitu
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa,
2. Pendidikan adalah proses pewarisan dan pengembang budaya.
3. Pendidikan memberikan dasar bagi peserta didik untuk berpartisipasi dalam membangun kehidupan masa kini.
4. Pendidikan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.
5. Pendidikan adalah proses pengembangan jati diri peserta didik.
6. Pendidikan menempatkan peserta didik sebagai subjek yang belajar
KTSP dan Kurikulum Berbasis Kompetensi masih merupakan bagian dari kurikulum ini, akan tetapi satuan pendidikan diperbolehkan mengembangkan kurikulum sendiri sesuai kondisi satuan pendidikan tersebut.
Kurikulum 2013 lebih menekankan penilaian pada sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum ini disebut juga kurikulum pembentukan karakter karena sikap menjadi penilaian paling utama sebelum menilai kedua hal setelah itu. Dalam Kurikulum 2013 sikap tertuang dalam Kompetensi Inti (KI) satu sampai empat, dan termuat juga dalam Kompetensi Dasar (KD) satu dan dua. Pengetahuan baru dimulai pada KD tiga dan keterampilan di KD empat. Dalam kurikulum 2013 ini proses dan hasil merupakan sesuatu yang penting. Tidak ada yang lebih unggul. Diharapkan dalam kurikulum ini memunculkan pribadi yang lebih kompeten, produktif, serta kreatif. Sehingga guru dituntut bukan hanya untuk mengajar, akan tetapi penanaman konsep serta karakter kepada peserta didik secara signifikan. Kekreatifan guru merupakan faktor penting dalam penerapan kurikulum 2013. Kurikulum ini terdapat pendekatan scientific. Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Diibaratkan proses pembelajaran guru hanya merencanakan dengan membuat skenario, kemudian guru menjadi sutradara, tinggal siswa-siswi yang berperan sesuai karakter yang sudah ditentukan. Sehingga anak akan mempunyai pengalaman langsung dan konsep itu menjadi dasar pembentukan karakter/mindset anak.
0 comments:
Post a Comment